Nikmatnya Bersetubuh Dengan Pramugari Cantik
ZumaQQ - Namaku Kevin, usia 26 tahun. Tampangku sih biasa-biasa aja, tetapi dari para wanita yang pernah pacaran denganku, mereka bilang wajahku enak dipandang (dan tentu saja mereka bilang selalu puas bercinta denganku kalau sudah merasakan keperkasaanku). Kisah ini berawal dari perkenalanku dengan seorang pramugari yang bekerja di salah satu perusahaan penerbangan terbesar di Jakarta. Aku mendapat nomor telepon seorang pramugari yang bernama Vitria, ketika aku sedang mendapatkan tugas untuk keluar kota
Saat kutelepon yang menerima adalah pembantunya bernama Santi. Dia bilang Vitria sedang terbang, setelah kuperjelas Santi menerangkan kalau Vitria adalah seorang pramugari, sudah bersuami tetapi suaminya sudah tidak tinggal bersamanya lagi walau belum resmi bercerai.
Aku pun banyak bercerita kepada Santi bahwa aku berkenalan dengan Vitria saat aku mendapatkan tugas terbang keluar kota. dan aku berkenalan dengan Vitria saat dipesawat. Setelah 1 jam kami ngobrol, akhirnya Santi menyuruhku telepon besok sore karena Vitria pulang besok pagi.
Besok sorenya aku telepon Vitria, dia sedang tidur karena katanya cape setelah terbang jauh, tetapi dia mau menerima teleponku. Awalnya Vitria heran karena tidak mengenalku, lalu aku bilang aku penggemarnya dan membuat dia tertawa.
“Memangnya aku ini artis terkenal? Punya penggemar?” Jawab Vitria* Aku memperkenalkan diri dan bilang ingin kenal lebih dekat dan menjadi temannya.
“Tapi bukan teman tidur kan?” kata Vitria dengan suara agak parau karena baru bangun tidur. “Aku gak mau jadi teman tidur, tapi enakan jadi teman lagi gak tidur” jawabku.
“Eh nakal, baru kenal udah ngomong begitu” Jawab Vitria*
“Iya, maksudku tidak tidur kan lagi telepon, bukan lagi di ranjang”. Vitria tertawa lagi.
“Kamu suka bercanda ya?”. Kami ngobrol kira-kira 10 menit dan aku bilang aku tidak mau mengganggu istirahatnya lebih lama dan berjanji untuk menelponnya kembali.
Setelah itu aku sering menelponnya, dan kami menjadi akrab serta mempunyai nama ejekan. Setelah 1 bulan kami hanya bicara lewat telepon, aku pun berani bilang ingin bertemu dengannya. Vitria setuju tapi tidak mengijinkanku datang ke rumahnya. Dia hanya minta dijemput di daerah sekitar tempat tinggalnya. Saat bertemu, kami masih saling mengejek.
“Apa kabar, Boneng?” Sapa Vitria*
“Baik” jawabku. “Aku tidak menyangka ternyata kamu lebih parah dari Mini, maksudku Mini gemuk dan pendek, ternyata kamu kurus”
“Hahaha, aku kira kamu juga mirip Indro Warkop betulan” dia tertawa membalas ejekanku.
Harus kuakui walaupun dengan pakaian sederhana dan tanpa make-up Vitria terlihat cantik dan tubuhnya langsing dengan buah dada yang sangat padat kutaksir berukuran 34B. Malam itu kami pergi ke Mall, dan makan Sushi Tei. Sejak saat itu dia selalu memberi jadwal terbangnya kepadaku dan selalu minta aku telepon bila dapat tugas domestik, atau kirim fax bila dia di luar negeri.
Satu bulan setelah pertemuan pertama, aku diijinkan mencium bibirnya. Mulanya aku bilang ingin memeluknya.
Besoknya saat bertemu lagi aku juga bilang mau peluk dia. Kami berpelukan, kemudian aku mencium tangannya, memeluk dia lagi sambil berusaha mencium bibirnya. Vitria menolak tetapi setelah itu dia pasrah saat kukulum bibirnya, tetapi Vitria tidak membalas.
Setelah ciuman pertama setiap bertemu kami selalu berciuman sampai sebulan berikutnya dia minta diantar ke suatu tempat dan kami sudah pulang jam 11 siang. Saat itu aku bertanya ingin kemana lagi.
“Terserah kamu mau kemana” jawab Vitria.
“Kalau ke hotel gimana?” tanyaku.
“Memangnya kamu berani bawa aku ke hotel?"
“Siapa takut!”jawabku cepat. “Memang Vitria berani?” balasku.
“Berani, tapi kamunya jangan macam–macam yah” Segera aku menuju satu hotel yang cukup baik di Bandung.
Sesampainya kami di kamar hotel, aku segera memeluk Vitria dan menciumnya. Vitria membalas dengan tak kalah bergairah. Bibir dan lidah kami saling mengulum dan menjilat. Nafas Vitria semakin tak beraturan saat tanganku mulai menelusuri lekuk tubuhnya.
Ciumanku mulai berpindah ke kuping dan lehernya. Ciuman dan gigitan-gigitan kecil di lehernya membuat Vitria menggelinjang.
“Oouggghh..oouugggghh..aagggrrrhhh..” rintih Vitria ketika tanganku mulai meremas buah dadanya.
Jariku mulai membuka kancing kemejanya. Ciumanku berpindah ke bahunya yang mulus kemudian ke buah dadanya sambil aku membuka bra-nya. Bagian atas tubuh Vitria sudah tidak dilapisi oleh apapun. Aku mengulum puting buah dadanya yang masih berwarna merah muda, sedangkan tanganku meremas buah dada satunya.
Tangan Vitria bergerak liar membuka baju dan celanaku. Pada saat yang bersamaan kami sudah sama sama telanjang dan ciumanku semakin turun ke bawah, menjilati dan mengecup perut, paha, betis, dan ke pangkal pahanya.
Vitria menarikku ke ranjang saat aku mulai menjilati vaginanya.
“Aarrrgggghh.. oouuuugggghh..sshh..sshh..” rintih Vitria dengan kenikmatan.
“Mmhhh..sshhh..sshhh” aku semakin nafsu menjilati vaginanya.
Aku memutar tubuhku ke posisi 69. Vitria agak menolak tetapi aku tetap melanjutkan posisi itu dan memintanya menciumi penisku yang sudah membesar dan keras. Vitria hanya mengecup saja, saat kuminta mengulum dia menolak dan minta ku merubah dengan posisi yang berhadapan lagi. Aku mulai mencium bibirnya lagi, lidah kami saling menjilat dan bibir kami saling mengulum.
Nampaknya Vitria sudah tidak tahan, tangannya mencari-cari penisku dan memasukkannya ke dalam vaginanya.
“Aaarrrggghhhh..” lenguh Vitria saat penisku menghujam ke dalam vaginanya.
Tubuhku secara perlahan turun naik di atas tubuh Vitria yang seksi dan mulus. Perlahan namun pasti kulihat perubahan di wajah Vitria menunjukkan dia menikmati persetubuhan kami. Penisku keluar masuk dengan irama yang semakin cepat.
Vitria pun semakin menggeliat dan mendesah. Rintihan dan desahan kenikmatan Vitria yang semakin membuatku bergairah berpacu untuk menuntaskan nafsu birahi Vitria.
“Oouggghh.. aarrrgghhh..” Vitria mendesis dan menggoyang pinggulnya mengikuti gerakanku.
“Mmhh..mmhh..” akupun merasakan nikmat yang luar biasa oleh goyangan Vitria.
“Ayoo, sayang.. aku sudah tidak tahan..” Vitria semakin cepat menggoyangkan pinggulnya dan memintaku mempercepat keluar masuk penisku. Tidak berapa lama kemudian, Vitria memeluk bahuku. Nampaknya Vitria segera mencapai puncak kenikmatannya.
“Aarrrggghh.. oougggghh.., aku keluarrr sayang.. mmhh.. aku keluar nih..” Vitria menggigit bahuku saat dia orgasme.
Tubuh Vitria mengejang beberapa saat, kemudian pelukannya perlahan melemah dan lepas dari tubuhku. Ku lihat dari mimik wajahnya yang puas. Vitria mengecup bibirku beberapa kali sambil berbisik
“Sayang.., kamu hebat.., baru kali ini aku merasakan kepuasan dari laki-laki”
“Memang selama ini di rumah gak pernah puas ya? tanyaku.
“Iya, suamiku tidak bisa memberiku kepuasan seperti kamu. Dia selalu lebih dulu keluar, kadang-kadang baru ku goyang sebentar dia sudah tidak tahan” Vitria menjelaskan keadaan suaminya itu.
Aku membayangkan tubuh Vitria sedang dinikmati suaminya, membuat gairahku bertambah dan perlahan aku mulai menggerakkan penisku keluar masuk lagi. Vitria mulai terangsang dan mengikuti gerakanku dengan memutar-mutar pinggulnya.
Aku membalikkan posisi sehingga Vitria berada di atas tubuhku. Vitria semakin leluasa mengerakkan pinggulnya.
Ronde kedua ini Vitria semakin menikmati persetubuhan kami hingga tidak berapa lama kemudian ia mencapai orgasmenya yang kedua dan terkulai di atas tubuhku.
Aku segera membalikkan tubuhnya ke posisi di bawah. Tubuhku naik turun di atas tubuh Vitria tanpa memberi kesempatan dia istirahat setelah mencapai orgasmenya yang kedua. Aku ingin segera menuntaskan permainan ini. Lahar di tubuhku menuntut minta dikeluarkan
Walau sudah 2 kali orgasme ternyata Vitria masih mampu melayani gerakanku, malah kurasa Vitria semakin hot mengoyangkan pinggul dan pantatnya.
“Aarrrggghhh..oooouuuuggghhhhhh..oouuggghh” rintih Vitria.
“Sayang, aku tidak tahan lagi..” aku mengajak Vitria menyelesaikan persetubuhan kami.
“Kita keluar bareng, sayanngg.., aku mau keluarr. Aarrrgggghh..mmmhhhhh..” Vitria kembali mencapai orgasmenya.
“Aarrgghhhhhh.. Mmhhh.. Aarrrgghhhhh” aku memuncratkan air maniku ke dalam vagina Vitria.
“Terima kasih, sayang..” Aku mengecup pipi dan kening Vitria, juga mengecup di bibirnya.
“Sama-sama sayang, aku puas sekali” Vitria membalas kecupanku.
“Ternyata pramugari mainnya hot juga yah?” kataku.
“Iya donk.., baru tau yah kalo pramugari hebat?” jawab Vitria.
“Hehehe, pengen lagi donk” pintaku.
“Memangnya kamu masih kuat?”
“Lho Vitria tidak ngerasain? Kan punyaku masih di dalam punya kamu vit” kataku.
“Idihh, koq masih keras saja sih?” tanyanya.
“Iya, punyaku kalau baru sekali keluar memang masih keras” jawabku
“Memangnya mesti berapa kali sih baru lemes?” tanya Vitria penasaran.
“Paling sedikit 2 atau 3 kali” kataku
“Jadi sekarang mesti Vitria bikin keluar lagi yah?”
“Yang tadi bikin gede dan keras bukannya Vitria?” jawabku
Vitria mulai menggoyangkan pinggul dan pantatnya yang kuimbangi dengan keluar masuknya penisku di dalam vaginanya.
Di babak kedua ini Vitria orgasme 2 kali dan aku keluar sekali. Setelah itu kami istirahat sebentar dan karena penisku masih tegang Vitria kemudian mengulum dan mengisap penisku. Nampaknya Vitria begitu menikmati kuluman dan hisapannya di penisku.
"vittt.., aku keluaarr..aarrrggghhhh” aku menyemprotkan air maniku di dalam mulut Vitria. Vitria menelan semua air maniku yang keluar.
Setelah itu penisku benar-benar mengecil dan kami pun tidur.
Hari itu kami lewati dengan 2 kali persetubuhan lagi berturut-turut dengan Vitria orgasme 2 dan 1 kali, hingga kami check-out dari hotel jam 11.30 malam. Kuantar Vitria pulang dan untuk pertama kali aku diijinkan masuk ke dalam rumahnya. Setelah berbincang beberapa saat, akupun berpamitan pulang setelah kami berciuman lagi.
Sejak saat itu aku selalu mengisi kesepian Vitria setiap suaminya tidak berada di rumah. Setiap bertemu selalu kami lewati dengan permainan cinta yang panas, baik di hotel atau di rumah Vitria, bahkan kemudian aku diijinkan menikmati tubuh Vitria di atas ranjang di kamarnya. Saat itu aku bahagia dan puas sekali karena dari pagi sampai sore tak henti-hentinya kami bercumbu dan aku dimanja serta dilayani seolah-olah aku suaminya
Suatu kali pernah terjadi saat kami bercinta di ranjangnya, suami Vitria menelpon. Mula-mula telepon itu tidak diangkat karena kami sedang berciuman, tetapi saat penisku sudah di dalam vagina Vitria, ada telepon lagi dan ternyata suaminya. Vitria menjawab telepon itu sambil nafas dan suaranya tersendat-sendat karena aku tidak menghentikan gerakan keluar masuk penisku.
“Aku sedang olahraga” kudengar Vitria menjawab pertanyaan suaminya.
Setelah selesai telepon kutanya suaminya bicara apa.
“Biasa, kalau lagi pingin gituan denganku, bilang kangen dan mau ketemu. Dia curiga, nafasku memburu. Dia tanya aku lagi ngapain, makanya aku bilang lagi olahraga. Hehehehe. Padahal aku lagi olah nafsu sama kamu” jelas Vitria sambil tertawa manja, membuatku semakin bergairah menggeluti tubuh indahnya.
Tetapi pernah juga teleponku tidak diangkat oleh Vitria. Saat itu suaminya memang sudah 2 hari berada di rumah. Aku berani telepon ke HP Vitria karena sebelumnya dia menelponku dari HP-nya. Setelah 2 kali teleponku tidak dijawab aku tidak mencoba menelponnya lagi. Setengah jam kemudian aku ditelepon Vitria. BandarQQ
“Halo – halo , sori tadi aku gak jawab telepon kamu” kata Vitria.
“Memangnya kamu lagi ngapain sih? Lagi enak ya?” tanyaku
“Iyah nih” jawab Vitria.
“Pantes, teleponku dicuekin, lagi enak sih. Berapa kali tu? Sekarang dianya di mana?”
“Sekali saja. Dianya lagi di kamar sebelah”
“Dari tadi baru sekarang telepon, lama banget mainnya”
“Tidak ahhh, biasalah dia cuma bisa sebentar. Aku juga diam saja, Tidak goyang. Habis main dia tiduran dulu, baru keluar kamar”
“Tapi kamu orgasme kan?” ledekku
“Sama dia mana pernah aku orgasme” balas Vitria.
“Aku iri dan cemburu nih” memang saat itu dadaku terasa panas oleh cemburu membayangkan tubuh seksi Vitria digeluti suaminya.
“Sabar ya, sayang. Kalo dia sudah pergi nanti aku layani dan puasin kamu. Kan sebelum dia datang Vitria juga kasih kamu duluan yang nikmatin tubuh Vitria. Sudah dulu ya, nanti Vitria kasih kangen dan sayang Vitria buat kamu. Daahh.. mmuuaaccchh..”
Pernah juga Vitria terbang selama seminggu, begitu Vitria pulang aku menjemputnya di bandara. Masih dengan seragamnya Vitria kuajak check-in ke hotel dan menuntaskan gairah dan nafsu kami yang terpendam lebih dari seminggu.
vittt.., aku kangen. Aku ingin bercumbu dengan pramugari yang cantik ini” kataku sambil bercanda.
“Ehhhh, tidak boleh, aku harus pulang dulu. Aku mau ganti pakaian” jawabnya. Setelah kurayu Vitria akhirnya bersedia langsung check-in tanpa mengganti seragamnya dulu. Saat itu aku merasa benar-benar berkencan dengan pramugari karena Vitria masih berseragam.
Setahun kemudian Vitria menggugat cerai suaminya dan dikabulkan pengadilan. Sampai kini Vitria masih menjanda tapi aku selalu memberi kepuasan dan kenikmatan untuk kebutuhan seks Vitria. Ada keinginanku untuk segera menikahinya tetapi aku sendiri masih senang bercinta dengan wanita-wanita lain, termasuk juga beberapa pramugari yang kukenal setelah Vitria. DominoQQ
Vitria memaklumi keadaanku karena dia sendiri kadang-kadang kewalahan melayani nafsu seksku, apalagi kalau aku sedang cemburu dengannya. Selain itu Vitria juga masih aktif terbang sehingga sering meninggalkanku juga. Disaat Vitria tugas dan aku ingin menyalurkan nafsu birahiku aku berkencan dengan wanita lain, mungkin ini yang menjadi pertimbangan Vitria dan memaklumi keadaanku. Tiga bulan kemudian, Akhirnya aku pun menikah dengan Vitria dan kami pun semakin menikmati hubungan seks ini.
Sebelum kami mengakhiri artikel ini, apa kalian tahu yang di maksud dengan ZumaQQ ? Untuk info lebih jelasnya lagi kalian bisa langsung kunjungi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar