Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Jumat, 15 Mei 2020

Pengalaman Sexku Bersama Penjual Jamu Yang Tak Terlupakan

Pengalaman Sexku Bersama Penjual Jamu Yang Tak Terlupakan

ZumaQQ - Suatu hari saat aku ke warung membeli rokok, aku berpapasan dengan penjual jamu, yang membuatku kaget saat melihatnya yaitu wajahnya yang manis dengan body yang wahh banget dah. Dalam hati aku pikir “Ga salah nih orang semanis dan seseksi ini jualan jamu.

“Mbak jamu” tegurku.
“Iya mas, mau minum jamu mas?” tanyanya sambil menoleh.
“Iya, tapi minumnya ga disini di rumahku aja yuk” ajakku dan dia pun mengikutiku dari belakang. Sesampainya di rumah mbak jamu melihat sekeliling rumahku dan berkata,
“Waaahh rumahnya nyaman ya mas” ujarnya.
“Jamu yang bagus tuh jamu apa mbak?” tanyaku.
“Lha mas maunya untuk apa, apa untuk pegel linu, masuk angin atau jamu kuat” jelasnya.
“Maksudnya kuat apaan mbak?” tanyaku penasaran.
“Ya kuat segalanya mas” katanya sambil melirik nakal kearahku. 
“Genit juga nih penjual jamu” batinku.
“Ya udah kalo gitu aku minta jamu kuat aja deh mbak, biar kuat melek bikin skripsi” ucapku.

Waktu itu aku belum mempunyai keberanian untuk menggodanya kearah hal yang berbau porno. Dan sejak saat itu mbak jamu jadi sering menghampiriku.

“Mas kemarin kemana? Aku mampir sini, rumahnya sepi. Kuketok pintunya berkali-kali ga ada yang buka” tanyanya.
“Aku kemarin seharian di kampus dari pagi sampai sore ada kuliah” jawabku.
“Ini mas tak bikinin jamu kunyit asem bagus buat anak muda biar kulitnya cerah dan jauh dari penyakit” ujarnya.
“Oya mbak suamimu dimana?” tanyaku iseng.
“Aku udah ga punya suami mas, kalau punya suami ngapain ribet jualan jamu segala” jawabnya.
“Kalo anak mbak?” tanyaku lagi.
“Belum punya mas, lahh wong dulu suamiku umurnya jauh lebih tua dari saya, mungkin bibitnya udah habis kali ya mass” jawabnya lagi.

Dari obrolan-obrolan kita, lama kelamaan aku dan mbak jamu jadi akrab. hampir setiap hari membeli jamunya. Kadang pas aku ga punya uang buat beli, dia dengan senang hati tetap membuatkan saya jamu. Dia juga sudah tak canggung lagi untuk masuk ke rumahku. Bahkan dia sering numpang ke kamar mandi.

Mbak Dewi namanya yang baru kuketahuai setelah beberapa kali mampir ke rumahku untuk menawarkan jamunya. Kini usianya Mbak Dewi memasuki 28 tahun. Dia berasal dari Jawa. Mbak Dewi sudah mengganggap rumahku sebagai rumahnya yang kedua. Dia selalu protes keras kalo aku tak berada di rumah. Semula dia mengunjungiku sekitar pukul 01.30 siang tapi kini dia datang sekitar pukul 04.20 sore. Dia mampir ke rumah kalo dagangan jamunya sudah hampir habis, paling-paling tinggal sisa 1 gelas yang dia sisakan khusus buatku. Rumahku dijadikannya terminal terakhir.

Kini mbak Dewi makin berani. Dia tak lagi menggunakan kamar mandi untuk buang air saja, tapi kini dia malah sering mandi juga. Sampai sejauh ini aku masih menganggapnya sebagai kakakku saja, begitu sebaliknya. Namun kalo menurut pikiran nakalku sebenarnya aku pengin sekali menikmati tubuh mbak Dewi. Tapi aku belum berani untuk memulainya. Aku hanya berani mengintip saat dia lagi mandi dari celah dinding yang sedikit bolong dan itu membuat batang kont*lku jadi mengeras. Aku masih terus saja mencari akal untuk memulainya hingga pada sore itu.

“Mas, kalo aku nginep sini boleh ga?…aku mau pulang sudah kesorean lagian rumahku agak jauh dari sini..aku besok kayaknya ga jualan badanku rasanya capel sekali…” katanya beralasan tanpa saya tanya.
“Tapi mbak tempat tidur saya cuma 1 aja” kataku.
“Tiker punyakan mas, nanti biar aku tidur di tiker aja, mas yang tidur di kasur”
“Beneran nih?” kataku dengan perasaan gembira. Karena kupikir inilah kesempatan untuk menyergapnya.
“Iya mas beneran kok” katanya.

Tanpa ada rasa canggung dia pun masuk kamar mandi dan mandi sepuasnya. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali mengintipnya. Terlihat badannya mulus aduhai  walaupun kulitnya tidak putih-putih banget, tetapi bentuk tubuhnya sangat sempurna sangat bahenol sebagai seorang wanita. Sayang dia miskin, kalau kaya mungkin bisa jadi bintang film, pikir ku. 

Ukuran toketnya lumayan besar, mungkin ukuran 34, pentilnya agak kecil dan bulu kemaluannya tipis-tipis sekali. Selesai mandi, kini giliranku masuk kamar mandi dan membersihkan diri. Aku nggak tahan, sehingga kesempatan mandi juga kugunakan untuk c*li.

“Mas mandinya kok lama banget sih, ngapain aja?” tanyanya mengagetkanku.
“Ni mbak aku sekalian keramas biar badan seger” jawabku.
“Mas udah aku bikinkan kopi panas cepatan keluar keburu kopinya dingin” katanya.
“Iya mbakk” jawabku singkat.

Malam itu kami berdua ngobrol banyak hal, aku berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin mengenai dirinya.

“Oya mas, mas suka dipijet ga?” katanya tiba-tiba.
“Jelas suka donk” jawbaku.
“Yaudah kalo gitu sini biar aku pijetin” ucapnya.

Tanpa menunggu terlalu lama aku segera menuju ke kamar di ikuti mbak Dewi. Sesampainya di kamar aku langsung melepas baju yang kukenakan, yang tersisa hanya tinggal CD ku saja. Biar menambah ketenangan kumatikan lampu kamarku sehingga suasana kamar jadi agak remang-remang. Tidak menyangka sama sekali, ternyata mbak Dewi pinter sekali memijat. Dia menggunakan cairan body lotion yang dibawanya untuk melancarkan mengurut. 

Aku benar-benar pasrah. Meski batang kont*lku sudah ngaceng berat, tapi aku nggak berani kurang ajar. Celakanya mbak Dewi ini tidak canggung sedikit pun merambah seluruh tubuhku sampai mendekati batang kont*lku. Beberapa kali malah ke senggol sedikit, membuat jadi tambah tegang aja

“Mas celananya dibuka aja biar ga kena cream” katanya.
“Terserah mbak Dewi aja deh” kataku pasrah. Dengan cekatan dia memelorotkan CD ku. Sehingga aku kini jadi telanjang bulat.
“Mbak Dewi ga risih liat saya telanjang?” tanyaku.
“Ga mas biasa aja, soalnya dulu aku sering memijat suamiku…dia juga yang ngajari aku pijet” jawabnya.

Napsuku seakan-akan tak bisa ku tahan lagi, apalagi saat jemari tangannya menyenggol batang kont*lku. Dia lama sekali memijat bagian dalam pahaku, tempat yang paling sensitif dan paling merangsang. Diotakku masih saja berpikir gimana caranya untuk memulainya dulu. Setelah sekitar satu jam aku tidur tengkurap dan berpikir, mbak Dewi menyuruhku untuk terlentang. Tanpa ragu, tanpa rasa malu dan tanpa basa-basi aku segera membalikkan badanku. Otomatis batang kont*lku yang sedang tegang jadi terlihat jelas berdiri dengan gagahnya di depan mbak Dewi.

Apesnya meskipun mbak Dewi melihat batang kont*lku yang sudah tegang dia tetap cuek saja. Dia tetap tenang memijit dan tak sedikitpun berkomentar mengenai kont*lku. Kaki kiri, kaki kanan, paha kiri, paha kanan, kepala tangan kiri, tangan kanan, lalu perut. Bukan sampai perut saja tetapi kont*lku pun tak luput dari pijatnya juga. Aku melenguh.

“Aduh mbak”
“Kenapa mas?” katanya agak manja.
“Aku ga tahan mbak, udah ngaceng berat nih” kataku.
“Oh, gapapa mas, itu tandanya mas masih normal” jawabnya santai.
“kalo gitu mas tengkurep lagi aja, istirahat sebentar, aku mau ke kamar mandi dulu” katanya.

Lama sekali dia di kamar mandi, sampai akhirnya aku tertidur dalam keadaan telungkup dan telanjang. Tiba-tiba aku merasa ada yang menindihku dan kembali kurasakan pijatan di bahu. Dalam keadaan setengah sadar kurasakan ada sesuatu yang agak berbeda. Kenapa punggungku yang di dudukinya terasa agak geli. Kucermati lama-lama aku sadar yang mengkibatkan rasa geli itu adalah bulu-bulu apa mungkin mbak Dewi sekarang dalam keadaan telanjang memijatiku. 

Karena masih penasaraan kutolehkan kepalaku ke belakang dan ternyata benar dugaanku. Tetapi aku diam saja tidak berkomentar. Kunikmati usapan Mbak Dewi itu di punggungku. Kini aku sadar penuh, dan kont*lku yang dari tadi bangun meski aku sempat tertidur makin tegang. Wah kejadian deh sekarang, pikirku dalam hati.

“Balik badan lagi mas” pintanya setelah dia turun dari punggungku.

Aku lantas membalikkan badanku dan ruangan jadi gelap sekali. Ternyata semua lampu dimatikannya. Aku tidak bisa melihat mbak Dewi ada dimana. Tiba-tiba dia kembali memijat kakiku lalu duduk di atas kedua pahaku. Dia terus naik memijat bagian dadaku dan seiring dengan itu, kemaluannya berkali-kali menyapu kont*lku. Kadang dia menindih kont*lku dan dia melakukan gerakan maju mundur. Beberapa saat kemudian aku merasa mbak Dewi mengambil posisi jongkok dan tangannya memegang batang kont*lku. Pelan-pelan dituntunnya kepala kont*lku memasuki lubang mem*knya.

Aku pasrah saja dan sangat menikmati dominasi perempuan. Lubang mem*knya terasa angat sekali dan pelan-pelan seluruh batang kont*lku masuk ke dalam lubang mem*knya. Mbak Dewi lalu merebahkan dirinya memeluk diriku dan pantatnya naik turun, menggenjot kont*lku dengan ganasnya. Dan saking ganasnya kont*lku kadang sampai lepas keluar dari dalam mem*knya. Lalu dituntunnya lagi masuk ke lubang yang diinginkan. Karena aku tadi sudah coli dan posisiku di bawah, aku bisa menahan agar mani ku tidak cepat muncrat. Gerakan mbak Dewi makin liar dan nafasnya semakin memburu.

oghh emmhhh ohh mass emmhh masss punya mass enakk uhh emmhh ... desah mbak dewi*

Tak lama kemudian mbak Dewi menjerit tertahan dan menekan sekuat-kuatnya mem*knya ke kont*lku. Dia berhenti bergerak dan kurasakan lubang mem*knya berdenyut-denyut. Mbak Dewi telah mencapai orgasmenya yang pertama. Dia beristirahat dengan merebahkan seluruh tubuhnya ke tubuhku. Jantungnya terasa berdetak cepat. Aku kemudian mengambil alih dan membalikkan posisi tanpa melepas kont*lku dari lubang mem*knya. Ku atur posisi dan mencari posisi yang paling enak dirasakan oleh mem*k mbak Dewi. Aku pernah membaca soal G-spot. Titik itulah yang kucari dengan memperhatikan reaksi mbak Dewi.

Akhirnya kutemukan titik itu dan kuserangan terus. Ku konsentrasikan pada titik itu sambil memaju dan memundurkan kont*lku. Mbak Dewi mulai mendesah-desah dan tak berapa lama dia berteriak, dia mencapai klimaks tertinggi sementara itu aku juga sampai pada titik tertinggi ku. Kubenamkan batang kont*lku sedalam mungkin dan bertahan pada posisi itu sekitar 5 menit. Kont*lku berdenyut-denyut dan mem*k mbak Dewi juga berdenyut lama sekali.

“Makasih ya mas, aku belum pernah merasa sepuas ini” katanya.
“Sama-sama mbak” jawabku.
“Aku lemas dan ngantuk sekali mas” katanya.
“Ya udah kamu tidur aja dulu” ucapku.

Aku lalu bangkit dari tempat tidur dan masuk kamar mandi membersihkan kont*lku dari air mani yang belepotan. Kemudian aku pun tidur. Paginya sekitar pukul 5 aku bangun dan ternyata mbak Dewi tidur di sampingku. Kuraba mem*knya, lalu kucium, tanganku bau sabun. Berarti dia tadi sempat bangun dan membersihkan diri lalu tidur lagi. Kuhidupkan lampu depan sehingga kamar menjadi agak remang-remang. Kubuka kedua kakinya. Aku tiarap di antara kedua pahanya dan memberi ruang agar mulutku bisa mencapai mem*knya. 

Lidahku mencari posisi klitoris mbak Dewi. Perlahan-lahan kutemukan itil itu. Kujilati itilnnya dan lama-lama mulai mengeras dan makin menonjol, ga lama mbak dewi bangun.

“Mas ngapain sih? jijik mas udah mas” katanya sambil mendorong kepalaku, tapi kutahu tenaganya tidak sunguh-sungguh karena dia juga mulai mengelinjang. Tangannya kini tidak lagi mendorong kepalaku, mulutnya berdesis-desis dan diselingin teriakan kecil manakala sesekali kugigit itilnya. Pinggul mbak Dewi yang bahenol mengeliat seirama dengan gerakan lidahku. Tangannya kini bukan berusaha menjauhkan kepalaku dari mem*knya tetapi malah menekan, sampai aku sulit bernafas.

ZumaQQ: Situs Pkv games DominoQQ dan BandarQ Online Terpercaya

Aduhh mass gelii mass uhhh emhhh ... enakk masss aahhhhh .... desah mbak dewi*

Selang beberapa menit tiba-tiba dia menjepitkan kedua pahanya ke kepalaku dan menekan sekeras-kerasnya tangannya ke kepalaku untuk semakin membenam. Mem*knya berdenyut-denyut. Dia mencapai klimaks. Beberapa saat kupertahankan lidah ku menekan itilnya tanpa menggerak-gerakkannya. DominoQQ

Setelah gerakannya berhenti aku duduk di antara kedua pahanya dan kumasukkan jari tengah ke dalam mem*knya kucari posisi G-spot, dan setelah teraba kuelus pelan. Dengan irama yang tetap. Mbak Dewi kembali menggerakkan pinggulnya yang bahenol dan tidak lama kemudian dia menjerit dan menahan gerakan tanganku di dalam mem*knya. Lubang mem*knya berdenyut lama sekali.

“Iiiihhh mas…mas nakal… uhh emmhhh uhhh masss aduhh aku keluar terus mass uhhh mmmm” ucapnya manja.
“Mas tadi kok ga jijik sih jilati mem*kku. Aku belum pernah lho digituin. Tapi rasanya enak banget ya mas” katanya.

Mbak Dewi bercerita ketika berhubungan dengan suaminya yang sudah tua dulu hanya hubungan yang biasa saja dan itu pun mbak Dewi jarang sampai puas. Dia mengaku belum pernah berhubungan badan dengan orang lain kecuali suaminya dan diriku. 

“Pantesan punya mba enak sekali…masih sempit” kataku.
“Mas lupa ya kalo aku penjual jamu…ya jadiya mem*kku terawat dong…hihihi…” jawabnya sambil tertawa kecil.
“Sekarang gantian dong mbak, kont*lku mbak kulum” kataku.
“Tapi mas, aku ga bisa” ucapnya.
“Udah tenang aja nanti aku ajarin” kataku.

Kusuruh mbak Dewi mengambil posisi jongkok diantara kedua pahaku dan kusuruh dia mengulum kont*lku. Pelan-pelan dia mulai memasukkan ujung kont*lku ke mulutnya. Dia berkali-kali merasa mau muntah, tetapi terus berusaha mengulum kont*lku. Setelah terbiasa akhirnya dikulumnya seluruh batang kont*lku sampai hampir mencapai pangkalnya. Aku merasa kepala kont*lku menyentuh ujung tenggorokkannya.

Dia memaju-mundurkan batang kont*lku di dalam kulumannya . Kuinstruksikan untuk juga melakukannya sambil menghisap kuat-kuat, dia menuruti semua perintahku. Bagian zakarnya juga dijilatnya seperti yang kuminta. Dia tidak lagi mau muntah tetapi mahir sekali. Setelah berlangsung sekitar 15 menit kini aku perintahkan dia tidur telentang dan aku segera menindihnya. Kuarahkan batang kont*lku ke lubang mem*knya. “Bleeessss…” BandarQ

“aduhh mass enakk bangett punya mas…mem*kku rasanya penuh sekali uhhh mhhh” ucapnya.

Kugenjot terus sambil konsentrasi mencari titik G. Tidak sampai 5 menit mbak Dewi langsung berteriak keras sekali. Dia mencapai orgasme tertinggi. Sementara aku masih agak jauh. Setelah memberi kesempatan jeda sejenak, mbak Dewi kusuruh nungging dan kami melakukan dengan Dogy Style. Rupanya pada posisi ini titik G mbak Dewi tergerus hebat sehingga kurang dari 3 menit dia berteriak lagi dan aku pun mencapai titik tertinggi sehingga mengabaikan teriakannya dan kugenjot terus sampai seluruh air maniku dan mbak dewi terus menerus keluar dari mem*knya.

ahhh ahhh ahh emmhhh aduhhh maasssss uhhh aku puas banget masss ahhh ahh emmhhh ....

Kemudian kami berdua tidur lemas. Sekitar jam 8 pagi kami terbangun dan bersepakat mandi bareng. Tubuh mbak Dewi memang benar-benar sempurna sangat bahenol, toketnya besar menantang, pinggulnya besar dan pinggangnya ramping sungguh bahenol. Setelah malam itu mbak Dewi jadi sering menginap di kamarku. Sampai satu hari dia datang dengan muka sedih.

“Mas, aku disuruh pulang kampung mau dikawinkan sama pak Lurah” katanya dengan muka mewek.
“Aku berat sekali mas pisah sama mas, tapi aku ga bisa nolak keinginan orang tuaku” katanya lagi.

Malam itu sebelum mbak Dewi pulang kampung dia nginap kembali di kamarku dan kami bermain habis-habisan. Seingat saya malam itu kami sampai main 7 ronde. Sehingga badan ku lemas sekali.

Sebelum kami mengakhiri artikel ini, apa kalian sudah tahu dengan apa yang di maksud oleh ZumaQQ ? Untuk info lebih jelasnya lagi kalian bisa langsung kunjungi,

ZumaQQ: Situs Pkv games DominoQQ dan BandarQ Online Terpercaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot