Persetubuhan Panas Bersama Kedua Pembantu Pamanku
ZumaQQ - Perkenalkan namaku David, saat itu aku baru lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di Bandung, Di sana aku tinggal di rumah pamanku, Paman dan bibi dengan senang hati menerimaku tinggal di rumah mereka, karena paman dan bibiku yang sudah 4 tahun menikah belum juga punya anak sampai saat itu, jadi kata mereka biar suasana rumahnya tambah ramai dengan kehadiranku. Pamanku ini adalah adik ibuku paling kecil, saat itu dia baru berumur 35 tahun. Rumah pamanku sangat luas, di sana ada kolam renangnya dan juga ada lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah seorang pengusaha sukses yang kaya. Selain bibiku dan pamanku, di rumah itu juga ada 3 orang pembantu, 2 cewek dan seorang bapak tua berusia setengah umur, yang bertugas sebagai tukang kebun.
Bibiku baru berumur 31 tahun, orangnya sangat cantik dengan badannya yang termasuk kecil mungil akan tetapi padat berisi, sangat serasi berbentuknya seperti gitar spanyol, badannya tidak terlalu tinggi kurang lebih 155cm. Dadanya yang kecil terlihat padat kencang dan agak menantang. Pinggangnya sangat langsing dengan perutnya yang rata, akan tetapi kedua bongkahan pant*tnya sangat padat menantang. Wajahnya yang sangat ayu itu, manis benar untuk dipandang. Kulitnya kuning langsat, sangat mulus.
Kedua pembantu cewek tersebut, yang satu adalah janda berumur 26 tahun bernama Devi dan yang satu lagi lebih muda, baru berumur 20 tahun bernama Feby. Si Feby ini, biarpun masih berumur begitu muda, tapi sudah bersuami dan suaminya tinggal di kampung, bertani katanya. Suatu hari ketika kuliahku sedang libur dan paman dan bibiku sedang keluar kota, aku bangun agak kesiangan dan sambil masih tidur-tiduran di tempat tidur aku mendengar lagu dari radio.
Tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamarku, lalu terdengar suara, “Den David.., apa sudah bangun..?” terdengar suara Devi.
“Yaa.. ada apa mbaa devi..?” jawabku.
“Ini Den. Saya bawakan kopi buat Aden..!” katanya lagi.
“Oh.. yaa. Bawa masuk saja..!” jawabku lagi.
Kemudian pintu dibuka, dan terlihat Devi masuk sambil tangannya membawa nampan yang di atasnya terdapat secangkir kopi panas dan pisang goreng. Ketika devi sedang meletakkan kopi dan pisang goreng di meja samping tempat tidurku, badannya agak merapat ke pinggir tempat tidur dan dalam posisi setengah membungkuk, terlihat dengan jelas bongkahan pant*tnya yang montok dengan pinggang yang cukup langsing ditutupi kain yang digunakannya. Melihat pemandangan yang menarik itu dengan cepat rasa isengku bangkit, apalagi ditunjang juga dengan keadaan rumah yang sepi, maka dengan cepat tanganku bergerak ke obyek yang menarik itu dan segera mengelusnya.
Devi terkejut dan dengan segera menghindar sambil berkata, “Iihh.., ternyata Den david jail juga yaa..!”
Melihat wajah Devi yang masem-masem itu tanpa memperlihatkan ekspresi marah, maka dengan cepat aku bangkit dari tempat tidur dan segera menangkap kedua tangannya.
“Aahh.. jangaann Deenn davidd, nanti dilihat sama Feby, kan malu atuu dennnn..!”
Tapi tanpa memperdulikan protesnya, dengan cepat kutarik badannya ke arahku dan sambil mendekapnya dengan cepat bibirku menyergap bibirnya yang karena terkejut menjadi agak terbuka, sehingga memudahkan lidahku menerobos masuk ke dalam mulutnya. Dengan segera kusedot bibirnya, dan lidahku kumain-mainkan dalam mulutnya, memelintir lidahnya dan mengelus-elus bagian langit-langit mulutnya. Terdengar suara dengusan keluar dari mulutnya dan kedua matanya membelalak memandangku.
Dadanya yang montok itu bergerak naik turun dengan cepat, membuat nafsu birahiku semakin meningkat. Tangan kiriku dengan cepat mulai meraba-raba pada bagian dadanya yang menonjol serta merangsang itu, mengelus-elus kedua bukit kembar itu disertai remasan-remasan gemas, yang dengan segera membangkitkan nafsu Devi juga. Hal itu terlihat dari wajahnya yang semakin memerah dan nafasnya yang semakin ngos-ngosan.
Tiba-tiba terdengar suara dari arah dapur dan dengan cepat aku segera melepaskannya, Devi juga segera membereskan rambut dan bajunya yang agak acak-acakan akibat seranganku tadi. Sambil menjauh dariku, dia berkata dengan pelan, “Tuhkan.., apa yang Devi katakan tadi, hampir saja kepergok, Adeen genit siih..!”
Sebelum dia keluar dari kamarku, kubisikan padanya, “Devv, ntar malam kalau semua sudah pada tidur kita teruskan yah..?”
“Liat nanti ajalah den..!” katanya dengan melempar seulas senyum manis sambil keluar kamarku.
Malamnya sekitar jam 22.00, setelah semua tidur, Devi datang ke ruang tengah, dia hanya memakai pakaian tidur yang tipis, sehingga kelihatan CD dan BH-nya terlihat jelas dari pakian tidur yang dikenakan devi.
“Eeh devii, udah pada tidur semua ya?” tanyaku.
“Sudah Den..!” jawabnya.
Untuk membuat suasana semakin panas, aku telah menyiapkan film BF yang kebetulan dapat pinjam dari teman. Lalu aku mulai menyetel film itu dan ternyata pemainnya antara seorang pria Negro dan wanita Asia.
Terlihat adegan demi adegan melintas pada layar TV, makin lama makin ‘hot’ saja, akhirnya sampai pada adegan dimana keduanya telah telanjang bulat. Si pria Negro dengan tubuhnya tinggi besar, hitam mengkilat apalagi penisnya yang telah tegang itu, benar-benar dahsyat, panjang, besar, hitam mengkilat kecoklat-coklatan. Sedangkan ceweknya yang kelihatan orang Jepang, dengan badannya kecil mungil tapi padat, kulitnya putih bersih benar-benar sangat kontras dengan pria Negro tersebut.
Dengan sigap si Negro terlihat mengangkat cewek tersebut dan menekan ke tembok. Terlihat dari samping penisnya yang panjang hitam itu ditempatkan pada belahan bibir kemaluan cewe yang putih kemerah-merahan. Secara perlahan-lahan mulai ditekan masuk, dari mulut cewe tersebut terdengar keluhan panjang dan kedua kakinya menggelepar-gelepar, serta kedua bolah matanya terputar-putar sehingga lebih banyak kelihatan putihnya. Sementara penis hitam si Negro terlihat makin terbenam ke dalam kemaluan cewenya, benar-benar suatu adegan yang sangat merangsang. Selang sejenak terlihat pantat si Negro mulai memompa, makin lama makin cepat, sementara cewe itu menggeliat-geliat sambil setengah menjerit-jerit.
“Aduuh.., Den david. Kasian tu cewe, Negronya kok sadis benar yaah..? Iihh.., ngilu rasanya melihat barang segede itu..!” keluh Devi setengah berbisik sambil kedua bahunya agak menggigil, sedangkan wajahnya tampak mulai memerah dan nafasnya agak tersengal-sengal.
“Wah.., dev kan yang gede itu enak rasanya. Coba bayangkan kalau barangnya si Negro itu mengaduk-aduk itunya Devi. Bagaimana rasanya..?” sahutku.
“Iih.., Aden jorok aahh..!” sahut Devi disertai bahunya yang menggigil, tapi matanya tetap terpaku pada adegan demi adegan yang makin seru saja yang sedang berlangsung di layar TV. Melihat keadaan Devi itu, dengan diam-diam aku meluncurkan celana pendek yang kukenakan sekalian dengan CD, sehingga senjataku yang memang sudah sangat tegang itu meloncat sambil mengangguk-anguk dengan bebas di depannya.
Melihat penisku yang tidak kalah besarnya dengan si Negro itu terpampang di hadapannya, kedua tangannya secara refleks menutup mulutnya, dan terdengar jeritan tertahan dari mulutnya. Kemudian penisku itu kudekatkan ke wajahnya, karena memang posisi kami pada waktu itu adalah aku duduk di atas sofa, sedangkan Devi duduk melonjor di lantai sambil bersandar pada sofa tempat kududuk, sehingga posisi barangku itu sejajar dengan kepalanya.
Segera kupegang kepala Devi dan kutarik mendekat ke arahku, sehingga badan Devi agak merangkak di antara kedua kakiku. Kepalanya kutarik mendekat pada kemaluanku, dan aku berusaha memasukkan penisku ke mulutnya. Akan tetapi dia hanya mau menciuminya saja, lidahnya bermain-main di kepala dan di sekitar batang penisku. Lalu dia mulai menjilati kedua buah pelirku, waahh.., geli banget rasanya.
Akhirnya kelihatan devi mulai meningkatkan permainannya dan dia mulai menghisap penisku pelan-pelan. Ketika sedang asyik-asyiknya aku merasakan hisapan Devi itu, tiba-tiba si Feby pembantu yang satunya masuk ke ruang tengah, dan dia terkejut ketika melihat adegan kami. Kami berdua juga sangat kaget, sehingga aktivitas kami jadi terhenti dengan mendadak.
“Ehh.., Feby kamu jangan lapor ke Paman atau Bibi ya..! Awas kalau lapor..!” ancamku.
“Ii.. ii.. iyaa.. Deen..!” jawabnya terbata-bata sambil matanya setengah terbelalak melihat kemaluanku yang besar itu tidak tertutup dan masih tegak berdiri.
“Kamu duduk di sini aja sambil nonton film itu..!” sahutkku.
Dengan diam-diam dia segera duduk di lantai sambil matanya tertuju ke layar TV.
Kemudian aku melanjutkan aktivitasku bersama Devi, dengan melucuti semua baju Devi. Devi terlihat agak kikuk juga terhadap Feby, akan tetapi melihat Feby yang sedang asyik menonton adegan yang berlasung di layar TV itu, akhirnya diam saja membiarkanku melanjutkan aktivitasku itu. Setelah bajunya kulepaskan sampai dia telanjang bulat, kutarik badannya ke arahku, lalu dia kurebahkan di sofa panjang. Kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, hanya bagian pantatnya ke atas yang tergeletak di sofa. Sambil membuka bajuku, kedua kakinya segera kukangkangi dan aku berlutut di antara kedua pahanya.
Kedua tanganku kuletakkan di atas pinggulnya dan jari-jari jempolku menekan pada bibir kemaluannya, sehingga kedua bibir kemaluannya agak terbuka dan aku mulai menjilati permukaan kemaluannya, ternyata kemaluannya sudah sangat basah.
“Deen.., oh Deen..! Uuhhh sshh geli denn emmhhh..!” rintihnya tanpa sadar.
Setelah asik menjilati kemaluan devi, aku langsung bergegas memasukan kont*lku ke dalam vag*nanya. Aku menggerakan pinggulku maju mundur pelan-pelan, sehingga pen*sku keluar masuk ke dalam vag*na Devi. Terasa masih sempit liang vag*na Devi, kepala dan batang penisku serasa dijepit dan diurut-urut di dalamnya. Sangat nikmat rasanya penisku menerobos sesuatu yang kenyal, licin dan sempit. Rangsangan itu sampai terasa pada seluruh badanku sampai ke ujung rambutku. Aku melirik ke arah Feby, yang sekarang secara terang-terangan telah memandang langsung ke arah kami dan melihat apa yang sedang kami lakukan itu.
“Sini..! Daripada bengong aja mendingan kamu ikut.., ayo sini..!” kataku pada Feby.
Lalu dengan masih malu-malu Feby menghampiri kami berdua. Aku ganti posisi, Devi kusuruh menungging, telungkup di sofa. Sekarang dia berlutut di lantai, dimana perutnya terletak di sofa.
Aku berlutut di belakangnya dan kedua pahanya kutarik melebar dan kumasukkan penisku dari belakang menerobos ke dalam vaginanya. Kugarap dia dari belakang sambil kedua tanganku bergerilya di tubuh Feby. Kuelus-elus dadanya yang masih terbungkus dengan baju, kuusap-usap perutnya. Ketika tanganku sampai di celana dalamnya, ternyata bagian bawah CD-nya sudah basah, aku mencium mulutnya lalu kusuruh dia meloloskan blouse dan BH-nya. Setelah itu aku menghisap putingnya berganti-ganti, dia kelihatan sudah sangat terangsang. Kusuruh dia melepaskan semua sisa pakaiannya, sementara pada saat bersamaan aku merasakan penisku yang berada di dalam vagina Devi tersiram oleh cairan hangat dan badan Devi terlonjak-lonjak, sedangkan pantatnya bergetar. Oohhh.., rupanya Devi mengalami orgasme lagi pikirku. Setelah badannya bergetar dengan hebat, Devi pun terkulai lemas sambil telungkup di sofa. DominoQQ
Lalu kucabut penisku dan kumasukkan pelan-pelan ke vagina si Feby yang telah kusuruh tidur telentang di lantai. Ternyata kemaluan Feby lebih enak dan terasa lubangnya lebih sempit dibandingkan dengan kemaluan Devi. Mungkin karena Feby masih lebih muda dan jarang ketemu dengan suaminya pikirku. Setelah masuk semua aku baru merasakan bahwa vagina si Feby itu dapat mengempot-empot, penisku seperti diremas-remas dan dihisap-hisap rasanya.
“Uh enak banget mem*kmu Febb. Kamu apain itu mem*kmu heh..?” kataku dan si Feby hanya senyum-senyum saja, lalu kupompa dengan lebih semangat.
“Den.., ayoo lebih cepat..! Deen.. lebih cepat. Iiih..!” dan kelihatan bahwa si Feby pun akan mencapai klimaks.
“Iihh.. iihh.. iihh.. hmm.. oohh.. Denn.. enaakk Deen..!” rintihnya terputus-putus sambil badannya mengejang-ngejang.
Aku mendiamkan gerakan penisku di dalam lubang vagina Feby sambil merasakan remasan dan empotan vagina Feby yang lain dari pada lain itu. Kemudian kucabut penisku dari kemaluan Feby, Devi langsung mendekat dan dikocoknya penisku dengan tangannya sambil dihisap ujungnya. Kemudian gantian Feby yang melakukannya. Kedua cewek tersebut jongkok di depanku dan bergantian menghisap-hisap dan mengocok-ngocok penisku. Tidak lama kemudian aku merasakan penisku mulai berdenyut-denyut dengan keras dan badanku mulai bergetar dengan hebat. Sesuatu dari dalam penisku serasa akan menerobos keluar, air maniku sudah mendesak keluar. BandarQQ
“Akuu ngak tahan niihh.., mauu.. keluaar..!” mulutku mengguman, sementara tangan Feby dan Devi terus mengocok dengan cepat batang penisku.
Dan beberapa detik kemudian, “Crot.. croot.. croot.. crot..!” air maniku memancar dengan kencang Feby dan devi pun berebut menjilati kemaluan ku yang terus mengeluarkan cairan spe*ma.
Empat kali semprotan yang kurasakan, dan kelihatannya dibagi rata oleh Feby dan Devi. Aku pun terkulai lemas sambil telentang di atas sofa. Semenjak kejadian ini, setiap harinya sebelum tidur aku selalu meminta devi atau tidak feby untuk ke kamarku.
Selama berbulan-bulan aku, devi dan feby selalu melakukan hubungan sex terkadang aku bermain dengan salah satu di antara mereka. Terkadang aku juga melakukan 3some bersama mereka.
Sebelum mengakhiri artikel ini, apa kalian sudah tahu dengan apa yang di maksud oleh ZumaQQ ? Untuk info lebih jelasnya lagi kalian bisa langsung kunjungi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar